Thursday, April 4, 2013

Jeux d'Enfants, A Game of Love


Jeux d’Enfants adalah film Perancis keluaran tahun 2003 yang disutradarai dan ditulis sendiri oleh Yann Samuell. Dalam versi bahasa Inggris, film ini berjudul “Love Me If You Dare”. Terdapat dua tokoh utama dalam film ini, yakni Sophie dan Julien yang diperankan oleh Marion Cotillard dan Guillaume Canet. Syuting film bertempat di Liege, Belgia. Bergenre komedi romantis, film ini tergolong berhasil membuat kita tertawa dan geleng-geleng kepala karena aksi mereka dalam permainan cap ou pas cap (mampu atau tidak mampu), tapi di sisi lain film ini romantis dan cukup menyedihkan. Kabarnya, saat syuting berlangsung, para pemain film ini juga sering memainkan cap ou pas cap, permainan tersebut memang sangat populer di Perancis. 

Dalam film ini kita disuguhkan permainan anak-anak dan cerita cinta yang unik antara Julien dan Sophie mulai dari mereka kecil hingga mereka dewasa. Julien kecil diperankan oleh Thibault Verhaeghe dan Sophie kecil oleh Joséphine Lebas-Joly. Akting kedua anak dalam film itu cukup mengagumkan dan membuat kita gemas. Efek visual yang baik membuat film ini juga semakin menarik untuk ditonton. Sebuah kotak musik bergambar bianglala menjadi simbol dari permainan Julien dan Sophie dan benda itu selalu kita lihat mulai dari awal hingga akhir film, sebuah benda yang sangat berarti bagi hidup Julian dan Sophie bahkan merubah hidup mereka. Berbagai versi lagu “La Vie En Rose” menjadi soundtrack utama dalam film ini. 




Title : Jeux d'enfants
Director : Yann Samuell
Scenario : Yann Samuell
Photographie : Antoine Roch
Music : Philippe Rombi
Costumes : Julie Mauduech
Sound : Pierre Mertens et Thomas Gauder
Production : Christophe Rossignon
Production House: Nord-Ouest Production
Distribution House: Mars
Language : français
Duration : 93 minutes
Release Date : 17 septembre 2003
Starring: Marion Cottilard, Guillaume Canet
Budget: 5,33 million euro



Sinopsis

Julien, anak lelaki berusia 8 tahun harus menghadapi kenyataan pahit bahwa ibunya menderita kanker. Sedangkan Sophie yang berasal dari Polandia, harus menghadapi bully teman-teman sekelasnya yang xenophobia (takut/benci akan orang asing). Akhirnya Julien dan Sophie menjadi akrab dan tak terpisahkan. Mereka sering bermain permainan tantangan “Cap ou pas cap” (mampu atau tidak mampu). Dari permainan itulah, mereka membuat berbagai kenakalan dan kesalahan besar.

Saat beranjak dewasa dan duduk di bangku sekolah menengah, mereka terus saling menantang satu sama lain dalam permainan itu dengan lebih kejam dan kadang-kadang jahat. Tak seorang pun dari mereka berdua yang ingin menyerah dan mengalah karena takut dianggap pengecut, meskipun jika tantangan itu dapat mempengaruhi masa depannya. Sophie akhirnya mencoba untuk membuat Julien sadar bahwa persahabatan mereka telah berubah menjadi rasa cinta satu sama lain, tapi dia tak berhasil. Setelah banyak petualangan yang mereka alami berdua bahkan sempat mengalami cedera, mereka saling menantang untuk tidak bertemu satu sama lain selama sepuluh tahun.

Sepuluh tahun kemudian mereka telah menjadi dewasa. Julien mempunyai hidup yang baik, memiliki seorang istri dan dua anak. Dia sudah nyaman dengan kehidupannya itu, tapi dia tetap dihantui oleh Sophie. Cinta Julien hanya untuk Sophie tapi dia tak pernah mengungkapkannya secara langsung. Sophie sendiri telah mempunyai pasangan hidup yang merupakan seorang pemain sepak bola profesional yang kaya dan terkenal. Suatu momen, mereka bertemu lagi dan tantangan sebenarnya adalah apakah mereka berani untuk mengungkapkan cinta ataukah kesempatan terakhir itu akan hilang karena tertelan ego masing-masing? 

Music box
Beberapa cuplikan kata-kata menarik dari film ini diantaranya:
"Nous séparer ? Ils n'ont jamais été cap' d'y arriver."
(“Memisahkan kami? Mereka tak akan pernah mampu melakukannya.”)

"Pour gagner à ce jeu, il faut une jolie boîte, une jolie copine... Le reste, on s'en fout."
("Untuk memenangkan permainan ini kita memerlukan sebuah kotak cantik, seorang gadis cantik. Sisanya, siapa yang peduli.")

"C’est comme ça qu’on a gagné la partie. Ensemble. Heureux. Et là, au fond du béton, on a enfin partagé notre rêve d’enfant : le rêve d’un amour sans fin..."
("... Begitulah cara kita memenangkan permainan. Bersama. Bahagia. Dan di sana, di bawah beton, kami akhirnya berbagi impian masa kecil kami: mimpi sebuah cinta yang tak berujung ...")


Sebuah kisah cinta yang unik, penuh dengan adegan-adegan lucu, permainan dan tantangan, mulai dari masa kecil hingga masa tua mereka, membuat film ini menarik untuk ditonton. Berdasarkan penilaian pribadi penulis, film ini berhak mendapat skor 3,0 dari 5,0.

Apakah kamu berani mengungkapkan cinta kepada orang yang kamu cintai? Cap ou pas cap?

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...